Book Vherolly
Berbagi cerita mu disini gratis
Cerita Pilihan :
(Hari 5 part 1,2) KKN Kuliah Kerja Nyata Berhantu di Desa Terpencil | Book Nurmelly
(Hari 5 part 1,2) KKN Kuliah Kerja Nyata Berhantu di Desa Terpencil
Rating : ★★★★★★  (vote)
Category : Cerita Horor | 07/04/2016
Penulis : admin

Cerita ini bersumber dari :

kepada.dirinya

Link : http://www.kaskus.co.id/profile/8088120

---------------------------------------------------------

Hari / Malam – 5 part 1

Gw bangun pagi hari dengan kepala agak berat, mungkin karena shock yang gw terima tadi malam, gw duduk sebentar sambil berselanjar kaki, meskipun ada celana dalam Vina disana, gw ngak ada nafsu sama sekali, gw malah lebih kepikiran masalah tadi malam. Setelah agak enakan, gw bangun, disana mereka sudah berkumpul diruang tengah untuk sarapan.

“Kak, ayo sarapan dulu” Kata Selvi

Gw hanya tersenyum, gw memanggil irfan yang lagi asik ketawa-ketawa bareng mereka, gw ngak nyangka irfan masih bisa santai setelah kejadian tadi malam, Irfan pun samperin gw kekamar, gw tutup pintu kamar agar mereka ngak dengar.

“Fan, cabut aja dari sini yuk, hampir depresi gw, untung gw masih bisa pake logika” Kata gw

“Terus gimana KKN ?”Tanya Irfan

“Ngak peduli lagi gw fan, kalau loe ngak mau, gw sendiri cabut gpp” Kata gw

“Terus mereka ditinggal?” Tanya Irfan lagi

“Ya ajak aja yang mau ikut, kalau ngak mau ya tinggal” kata gw

“Loe kenapa sih?” Tanya Irfan santai

“Kok loe pake Tanya sih tai, loe ngak lihat tadi malam, 2 meter didepan mata gw” Kata gw agak tinggi

“Loe bayangin aja vin, 4 hari kita disini udah kayak gini, gimana kalau 3 bulan?” Lanjut gw

“Loe mau dihantui sama semua dedemit di hutan itu?. Yang realistis aja fan” Lanjut gw lagi

“Gini-gini vin, lebih baik kita cepat selesaikan proker, terus cabut gpp deh” Kata Irfan

“Yang penting ni KKN lolos dulu, gw dah bilang Vin, loe ngak sendirian” Lanjut Irfan

“Tuh diluar ada 5 cewek yang lebih lemah dari loe buat KKN” Lanjut Irfan

“Kalau kita dihantui, kita pasti dihantui bareng, kalau melarikan diri, loe kan cowok, udah pasti loe selamat ketimbang cewek-cewek itu” Lanjut Irfan

“Mungkin kemaren salah Eni karena mindahin sesajen” Lanjut Irfan

“Coba dia ngak lakuin, gw yakin kita ngak bakal diganggu” Lanjut Irfan lagi

Gw berpikir agak lama kalau Irfan ada benarnya juga, tapi gw sebagai cowok juga ngak mungkin mau ninggalin mereka, tapi yang penting gw ngak sendirian disini, dan ada benarnya kalau kemaren mungkin kesalahan Eni karena masalah sesajen, mungkin juga kita ngak diganggu kalau ngak macam-macam

“Ya udah fan, kalau gitu ntar ke pimpinan desa konsultasi masalah Eni” Kata gw

“Iya Vin, loe tenang aja deh, masih ada gw buat ngelindungi loe” Kata Irfan

“Iya fan, tapi gw ngak nyangka loe berani banget tadi malam” Kata gw

“Sebenarnya gw pingin lari tapi kaki gw ngak bisa gerak, padahal udah ada rencana buat lari kejendela, mending beraniin diri aja, mati-mati aja, hidup-hidup aja” Kata Irfan dengan santainya

“ANJ*NG NIH ANAK LAMA-LAMA YA” Bentak gw

Irfan ketawa dan lari keluar karena hampir gw pukul. Mereka diluar heran sambil tersenyum melihat kita berdua, entah kenapa mood gw jadi agak enak saat Irfan mensugesti gw seperti itu. Gw sarapan dan melanjutkan merokok diluar. Bersama Irfan. Gw lihat mereka lagi asik membuat rencana proker lagi dan mengisi agenda KKN. Tak lama Eni dan Vina nyamperin gw. Vina ternyata tahu tentang kejadian yang dialami Eni, karena waktu gw tidur Eni cerita ke Vina, tapi Selvi, Siska dan Giska belum tahu apa-apa, mereka punya cerita sendiri nantinya.

“Kak, makasih ya tadi malam” Kata Eni senyum ke gw

“Sama-sama” Kata gw tersenyum

Padahal dalam hati gw ngak suka banget, hati bicara “loe yang berbuat, gw yang bertanggung jawab”. Tapi yang sudah biarlah berlalu, gw saat itu mandang Vina terus

“Tenang aja, Vina udah tahu kok, tadi pagi saya cerita ke dia” Kata Eni

“Tadi juga kak Irfan cerita ke saya tadi malam” Lanjut Eni

“Kalau inget tadi malam, masih merinding gw” Kata gw

“Makanya dibanyakin baca ayat-ayat suci” Kata Eni

Hati gw bicara “loe yang agamanya kuat aja masih bisa diikutin, apalagi kita” 

“Ini lagi suruh baca ayat-ayat, gw aja masih iqra malah disuruh baca” Kata gw

“Terus nanti kalau lihat setan, gw baca iqra didepan setannya gitu?” Lanjut gw

Mereka langsung ketawa disana, apalagi Irfan langsung ngejek gw

“Nanti pas Alvin ketemu setan terus baca alif, ba, ta, sa, ja, kha, kho” Kata Irfan

“Terus nanti setannya bilang”Misi mas, masih lama ngak?, saya sudah bosen””Lanjut Irfan

“Nanti alvinnya jawab”Bentar mas pocong, bentar lagi iqra 2”” Lanjut Irfan lagi sambil ketawa ngakak

“Habis itu setannya garuk-garuk kepala sambil bilang ”oh ya sudah mas, saya tunggu ya”” Lanjut Irfan sambil lanjut ketawa-ketawa ngakak

Pecah ketawa diteras, Eni yang gw kira pendiam kalau ketawa agak serem juga, apalagi Vina, kayaknya seneng banget kalau gw jadi bahan ejekan. Gw saat itu Cuma diem ngak ikut ketawa, apalagi ditambah kejadian tadi malam, pertama kali gw lihat setan langsung shock, tapi untung gw ngak gila, dan masih berpikir jernih. Gw pergi ngumpul ke Selvi karena malas buat jadi bahan ejekan

“Ngak ke desa dek?” Tanya gw ke Selvi

“Ngak kak, hari ini kosong, lagi nyari-nyari potensi proker aja, sekalian isi agenda” Jawab Selvi

“Kemaren proker buta huruf punyanya sapa?” Tanya gw

“Punya saya kak, proker individu” Jawab Selvi

“Lho emang boleh dibantu proker individu?” Tanya gw

“Boleh lah kak, kemaren kan saya udah bilang ke kakak, masa cepat lupa?”Jawab Selvi

“Wajahmu terlalu cantik dek, makanya lupa” Kata gw senyum ke Selvi

“Apaan sih kak” Kata Selvi malu-malu senyum

Udah hal alami orang berkata “Ciiieeeeeeee” kalau ada orang digoda yang menjurus kehubungan antara cowok dan cewek, dan itulah yang dikatakan Siska dan Giska saat gw goda Selvi

Setelah obrolan dengan Selvi, Siska dan Giska, gw pergi nemui Irfan yang masih ngobrol dengan Eni dan Vina. Gw duduk menghadap hutan, entah kenapa hutan jadi lebih agak mengerikan disiang hari setelah kejadian yang gw alami tadi malam.

Tak lama, disela-sela obrolan Irfan ngajak nemui pimpinan desa untuk konsultasi masalah yang dialami. Dan kita pun pergi nemui pimpinan desa. Sampai dirumah kepala desa, kita langsung dipersilakan duduk oleh istri pak kades sambil menunggu beliau, tak lama pak kades pun datang dan kita pun menceritakan semua yang dialami Eni serta kejadian yang dialami gw dan Irfan.

“Kita itu ngak bisa mungkiri kalau jin itu ada dek” Kata pak kades

“Disemua tempat pasti ada jin, kita sama mereka cuma beda dunia tapi 1 tempat yaitu bumi”

“Jin juga sama, ada jin baik, ada jin jahat, kalau namanya jin jahat / kafir biasanya kita sebut setan, hantu”

“Sama aja manusia, ada yang jahat ada yang baik, kalau yang jahat namanya penjahat, pemerkosa, pembunuh dll.”

“Jadi intinya, ada jin bersifat setan, dan ada juga manusia bersifat setan”

Pak kades melanjutkan ceritanya masalah jin, Eni hanya mengangguk-angguk karena mengerti apa yang dikatakan pak kades, dan seolah-olah Eni membenarkan kata-kata pak kades.

Dan pada akhirnya pak kades menceritakan tentang tempat ini, ternyata tempat ini adalah……...

Gw dan Irfan hanya bengong mendengar cerita pak kades, gw ngak nyangka selama ini kalau tempat seperti itu ada, gw terlalu disibukkan dengan kegiatan gw dikota sampai gw ngak nyangka kalau tempat seperti itu ada, dimana banyaknya gedung tinggi, mall-mall yang bertebaran dimana-mana, smartphone yang bisa dijadikan bahan hiburan, menggoda cewek, nyari selingkuhan, nyari duit, ngurus keluarga dll. Intinya, karena kesibukan dikota membuat gw ngak tahu dan ngak peduli kalau tempat seperti itu ada, bahkan ngak sedikir orang yang ngak peduli, dan berpikir "yang penting ngak ganggu aja"

“Iya kak, tempat seperti itu ada, contohnya ………..” Kata Eni yang sudah melihat gw bengong

“Pokoknya banyak deh kak tempat seperti itu, cuma kita ngak tahu aja” Lanjut Eni lagi.

Badan gw jadi tambah merinding setelah Eni meng-iya-kan kalau tempat seperti itu ada , gw dan irfan hanya saling tatap.

 

Hari / Malam 5 part 2

Pada akhirnya pak Kades menceritakan tentang tempat ini

“Berbicara tentang jin ya dek, desa ini masih termasuk kawasan kerajaan jin” Kata Pak Kades

“Tapi bukan dipusatnya, tetapi bisa dikatakan pinggiran, kalau pusatnya masih 8-9 km dari sini”

“Masih ada 2 desa lagi yang masih masuk kawasan kerajaan ini”

“Jadi hitungannya kita masih aman ya pak, kan masih pinggiran?” Tanya gw dengan gugup

“Kalau namanya kawasan pasti akan dijaga kan dek” Kata Pak Kades

“Itu kata penduduk sini, mata air yang kalian tanyakan dulu, ada salah satu “Jendralnya”

“Mungkin saja dia yang jaga kawasan sini”

Gw dan irfan hanya bengong saat mengetahui tempat ini

“Bapak sendiri percaya dengan hal seperti itu?” Tanya gw

Irfan menyenggol kaki gw karena pertanyaan gw

“Lho bukannya percaya dek, tapi memang tempat seperti itu ada, yang penting tidak ikut men”tuhan”kan mereka”

“Sekarang saya kembalikan kepada kalian saja, gimana ?, masih mau lanjut KKN nya ? Tanya pak Kades

“Ya coba nanti kami rembuk du……” Kata gw

Irfan motong pembicaraan gw

“Lanjut pak, kita akan coba lebih hati-hati” Kata Irfan

Gw hanya menatap irfan tajam dengan maksud gw ngak suka dengan kata-katanya

“Oh iya, disini ada 9 titik dimana penduduk sini masih menaruh sesajen” Kata pak Kades

“Tahu sendirikan, apa artinya kalau ada sesajen?, pasti ada penunggunya”

“Itu biasanya jin yang kuat dan yang usil” Lanjut pak Kades

“Dimana saja ya pak, agar kita bisa hati-hati?” Tanya Irfan

“Kalau didesa ini, ada di rumah yang saya tunjukan saat pertama kalian disini, yang ke 2 ada di sendang” Jawab Pak Kades

“Dihutan saya tahu beberapa, tapi saya rasa kalian ngak perlu untuk ke hutan”

“Proker didesa saja kan cukup, jadi buat apa cari proker ke hutan, dan yang penting kalian jangan kehutan lagi”

“Buat apa sih harus ke hutan cari proker, didesa kan banyak” Lanjut Pak Kades sambil tersenyum

Pak kades melanjutkan obrolan hingga gw potong pembicaraan pak Kades, karena pertanyaan ini penting menurut gw

“Pak dulu yang observasi ke sini sapa ya, sebelum KKN dimulai?” Tanya gw

“Dulu kan dek Anton sama Saudaranya” Kata Pak Kades

“Apa bapak juga menceritakan kalau disini ada kerajaan jin?” Tanya gw

Lagi-lagi Irfan nyenggol kaki gw karena pertanyaan gw

“Saya cuma bilang, kalau daerah sini kepercayaan masih ke leluhur” Kata Pak Kades

“Dimana sesajen masih digunakan sebagai bahan persembahan”

“Tapi mereka hanya bilang tidak apa-apa, yang penting bisa membangun desa”

“Masa saya harus bilang disini ada kerajaan jin, kalau mereka ngak percaya hal seperti itu”

“Gimana coba mereka akan memandang saya sebagai pimpinan desa?” Lanjut Pak Kades

“Maafin teman saya pak, maklum pak masih agak trauma” Kata Irfan sambil tersenyum

Gw hanya memandang Irfan dengan tatapan ngak suka

“Iya ngak papa dek” Kata Pak Kades sambil tersenyum ke Irfan

Setelah beberapa obrolan, kami bertiga ijin pamit untuk balik ke rumah lagi, Eni disarankan untuk pergi ke rumah orang “pintar” itu oleh pak Kades, dijalan Irfan mengingatkan gw kalau pertanyaan seperti itu jangan diulangi, hal-hal gaib seperti ini masih bisa dibilang tabu, karena masih ada orang yang tidak percaya dengan keberadaan mereka, sama halnya dengan bertanya umur ke orang lain, sebenarnya simpel jika bertanya umur, tapi masih banyak orang ngak suka kalau ditanya tentang umur.

Di tengah perjalanan kita berpisah, Eni pamit pulang duluan karena pingin minta antar Vina untuk ke rumah orang “pintar” yang kasih tahu jika Eni diikutin makhluk halus. Dan gw ama Irfan nongkrong di pinggir sungai

“Fan, maksudnya 9 titik itu kayak mata air ditaruh sesajen itu ya?” Tanya gw

“Iya vin” Kata Irfan sambil membakar rokok

“Jadi ada “rumah hantu”, sendang, pohon, mata air, rumah kebakar, terus kursi” Kata gw

“Terus tiga tempat lagi dimana ya?” Tanya gw

“Gw tahu vin, 3 tempat sisanya, lebih ngeri kalau menurut gw” Jawab Irfan

“Ya udah fan, loe simpen dalam hati aja, yang penting loe tahu” Kata gw

“Lagian kita ngak akan kehutan lagi, konsen KKN aja” Lanjut gw

“Loe tahu ngak vin kursi yang kemaren ditaruh sesajen?” Tanya Irfan

“Napa?” Tanya gw sambil membakar rokok

“Itu penunggunya katanya usil vin, sering terbang keliling desa” Kata Irfan

“Nah kan fan, gimana sekarang coba ??, tempat pertama didatangi pasti rumah kita itu” Kata gw

“Loe tahu kan kita dekat dengan hutan??” Lanjut gw kebawa emosi (ada dipart dimana dia muncul)”

“Ya udah vin, kita keliling desa aja, cari proker ngak usah bahas kayak gitu lagi” Kata Irfan

“Kan yang penting kita ngak nyari masalah” Lanjut Irfan

Gw setuju dan keliling desa sekalian cuci mata, ngak terasa udah hampir malam, gw dan irfan balik ke rumah, dimana sudah ada Eni dan Vina nongkrong diteras, Eni nyapa kita berdua, dan Vina cuma nyapa Irfan sambil senyum. Ngak sekali dua kali gw dibuat dongkol dengan si Vina ini

“Kak, tadi saya udah kerumah orang itu” Kata Eni

“Katanya saya udah ngak papa” Lanjut Eni sambil senyum ke gw dan Irfan

“Oh bagus donk dek” Kata Irfan

“Ini tehnya kak” Kata Vina nyodorin teh ke Irfan

Dan sudah pasti gw ngak dibawain, akhirnya gw masuk dan tiduran dikamar. Tak lama Selvi masuk kamar gw dan ngajak gw untuk ke rumah pak Kades nanti jam 7 malam, jadi gw disuruh siap-siap. Gw agak malas kalau balik ke pak kades, tapi demi nyari perhatian ke Selvi, jadi gw iyain aja, sapa tahu bisa dapat badannya.

Jam 7 datang, gw dan Selvi udah bersiap ke pak kades, Irfan ternyata malah pingin ikut, agak kecewa juga, padahal ada rencana buat ngerayu Selvi ditengah jalan. Dijalan kami bertiga ngobrol hal yang terlalu penting, seperti rumah dimana, sering nongkrong dimana dll. Dan sampailah kita dirumah pak kades, Selvi langsung konsultasi lagi masalah proker yang akan diadakan mereka, dimana penyuluhan tentang pertanian yang dipilih, dan sebagai pembicara adalah Giska, Vina dan Siska, karena ternyata mereka sudah merencanakan proker tersebut jauh sebelum KKN dimulai, jadi mereka sudah cari info dulu tentang pertanian agar mudah saat penyuluhan. Lama banget kami dirumah pak, tapi tak pernah sama sekali pak Kades ungkit masalah kerajaan jin.

Dan sampailah saat kami pulang malam itu, dimana kita harus melewati “Rumah Hantu” itu lagi. Saat itu irfan berhenti sejenak didepan rumah itu…

“Vin masuk yuk” Ajak Irfan

“Ogah Fan, ayo cepat balik” Kata gw

“Ayo kak balik, mau ngapain sih ?” Tanya Selvi

“Bentar dek, penasaran gw” Kata Irfan

Irfan pun masuk ke rumah tersebut, hanya selang 5-10 detik setelah dia masuk, dia keluar seperti orang terburu-buru dan loncat dari rumah itu tanpa melewati tangganya. Setelah lompat dengan PD-nya Irfan berdiri didepan sambil menaruh kedua tangannya dipinggang

“Loe napa sih fan?” Tanya gw

“Tadi gw ngerasa kayak gempa dalam rumah vin, gw kira bakal rubuh nih rumah” Jawab Irfan

“Astaga, ternyata rumah ini agak miring, pantesan goyang-goyang” Kata Irfan

Gw hanya diam saat itu, mungkin dia lupa kalau kita berdua pernah masuk dan rumah itu ngak gempa walaupun agak miring, dan juga, saat dia masuk, dari luar rumah tersebut tidak bergoyang sama sekali. jika gw ngomong ke irfan, bahan obrolan akan menjurus ke cerita mistis lagi, jadi lebih baik gw diam.

Dan sampailah kita dirumah, Ternyata mereka ngak ada yang lagi nongkrong diluar. Irfan dan gw langsung kekamar, Selvi juga sama, dia langsung ke kamar. Didalam kamar gw dan Irfan ngobrol tentang kehidupan kita dikota lagi, sampai pada akhirnya gw ketiduran pada posisi irfan lagi cerita.

Pagi harinya gw kesiangan, gw lihat irfan duduk diatas kasurnya disamping gw

“Vin, loe nanti malam jangan tidur sama gw dulu ya” Kata Irfan dengan mata sayup seperti orang ngak tidur.

 

List :

KKN Kuliah Kerja Nyata Berhantu di Desa Terpencil (Prologue Pertemuan)

KKN Kuliah Kerja Nyata Berhantu di Desa Terpencil (Hari 1)

KKN Kuliah Kerja Nyata Berhantu di Desa Terpencil (Hari 2)

KKN Kuliah Kerja Nyata Berhantu di Desa Terpencil (Hari 3)

KKN Kuliah Kerja Nyata Berhantu di Desa Terpencil (Hari 4)

KKN Kuliah Kerja Nyata Berhantu di Desa Terpencil (Hari 5 part 1 part 2)

KKN Kuliah Kerja Nyata Berhantu di Desa Terpencil (Hari 6)

KKN Kuliah Kerja Nyata Berhantu di Desa Terpencil (Hari 7)

KKN Kuliah Kerja Nyata Berhantu di Desa Terpencil (Hari 8)

KKN Kuliah Kerja Nyata Berhantu di Desa Terpencil (Hari 9)

KKN Kuliah Kerja Nyata Berhantu di Desa Terpencil (Hari 10)

KKN Kuliah Kerja Nyata Berhantu di Desa Terpencil (Hari 11)

KKN Kuliah Kerja Nyata Berhantu di Desa Terpencil (Hari 12 part 1 part 2)

KKN Kuliah Kerja Nyata Berhantu di Desa Terpencil (Hari 13 part 1 part 2)

KKN Kuliah Kerja Nyata Berhantu di Desa Terpencil (Hari 14)

KKN Kuliah Kerja Nyata Berhantu di Desa Terpencil (Hari 15)

Rating : ★★★★★★  (vote)
Add to Bookmark
View : 3084 kali
Cerita Terkait :